Desir pelan di dada, sebuah gelisah yang sepertinya sama dan memang hanya pengulangan atas apa yang sempat ada.
Kamu, kamu yang selalu datang menyapa saat merasa patah. Kadang terlihat tak peduli jika ada yang terasa salah. Bukan tak ingin aku melebur dalam cerita yang kamu inginkan, namun kamu sangat mudah melupakan.
Mungkin bagimu tertawa dan lari dari luka adalah yang paling penting. Tapi bisakah kamu merasa apa yang seseorang itu rasakan ketika kamu datang sebentar, sembuh, lalu pergi seperti tak lagi berarti.
Gelisah yang memuncak, mendekati pecah. Ya Tuhan bukan aku tak ingin tetap seperti saat itu, namun hati ini cuma satu, tak hendak membuatnya tergores oleh sesuatu yang salah itu.
Kamu. Kucukupkan apa yang ada saat ini.
Bukan kutak ingin lagi mendengar sapamu, bukan pula karena tak ingin melihat kau tertawa. Tapi itu semua makin tak penting untukku saat sadar kau seperti seseorang yang pernah kukenal dulu, egois.
Bukan ingin memutuskan silaturahmi kita ini.
Hanya saja aku ingin mengutuhkan.
Hati yang patah aku pernah, namun yang banyak retakan baru kali ini.
Ijinkan aku untuk Lupa jika kita pernah saling mengenal
Aku ingin SELAMAT.
AKU PERGI, TOLONG JANGAN MENGEMIS, MENANGIS. AKU BUKAN TONG SAMPAH
Kamu, kamu yang selalu datang menyapa saat merasa patah. Kadang terlihat tak peduli jika ada yang terasa salah. Bukan tak ingin aku melebur dalam cerita yang kamu inginkan, namun kamu sangat mudah melupakan.
Mungkin bagimu tertawa dan lari dari luka adalah yang paling penting. Tapi bisakah kamu merasa apa yang seseorang itu rasakan ketika kamu datang sebentar, sembuh, lalu pergi seperti tak lagi berarti.
Gelisah yang memuncak, mendekati pecah. Ya Tuhan bukan aku tak ingin tetap seperti saat itu, namun hati ini cuma satu, tak hendak membuatnya tergores oleh sesuatu yang salah itu.
Kamu. Kucukupkan apa yang ada saat ini.
Bukan kutak ingin lagi mendengar sapamu, bukan pula karena tak ingin melihat kau tertawa. Tapi itu semua makin tak penting untukku saat sadar kau seperti seseorang yang pernah kukenal dulu, egois.
Bukan ingin memutuskan silaturahmi kita ini.
Hanya saja aku ingin mengutuhkan.
Hati yang patah aku pernah, namun yang banyak retakan baru kali ini.
Ijinkan aku untuk Lupa jika kita pernah saling mengenal
Aku ingin SELAMAT.
AKU PERGI, TOLONG JANGAN MENGEMIS, MENANGIS. AKU BUKAN TONG SAMPAH
Posting Komentar